Jakarta - Perkembangan otak dan organ vital anak mencapai puncaknya pada periode emas Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Di masa krusial ini, sangat penting untuk menyadari bahwa kualitas manusia berasal dari keluarga. Pernyataan ini disampaikan oleh Adin Bondar, Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), dalam kegiatan sosialisasi yang berjudul "Penguatan Literasi Keluarga sejak Dini dengan Membaca Nyaring" pada Jumat (31/5/2024). Kegiatan ini diadakan oleh Perpusnas bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Perpusnas dan The Asia Foundation di Ruang Teater Perpusnas, Salemba, Jakarta Pusat, dengan tujuan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan orang tua tentang pentingnya literasi bagi anak sejak usia dini. Adin Bondar menjelaskan bahwa metode yang efektif dalam penguatan literasi ini adalah dengan membaca nyaring. Sesuai dengan prioritas Perpusnas dalam pembangunan nasional 2020-2024, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk dari revolusi mental dan pemajuan kebudayaan. Lebih lanjut, Adin Bondar menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian yang melibatkan 2.581 keluarga dengan status ekonomi-sosial rendah, anak-anak yang mendengarkan cerita setiap hari memiliki perkembangan keterampilan berpikir dan berbahasa yang lebih baik pada usia tiga tahun. Menurut pendiri Reading Bugs Roosie Setiawan, pada usia dini, terdapat jutaan sel otak yang sedang berkembang dan membutuhkan rangsangan agar otak dapat berkembang dengan baik. Hal ini akan membuat seseorang memiliki motorik yang kuat dan kemampuan berbahasa yang baik karena telah diperkenalkan dengan kemampuan komunikasi sejak dini melalui membaca nyaring. Roosie Setiawan mengakui bahwa membaca nyaring merupakan salah satu cara efektif untuk memberikan rangsangan tersebut. Ia menekankan bahwa kemampuan linguistik seringkali tertinggal dalam perkembangan anak. Padahal, kemampuan linguistik sangat penting untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran anak dan menerima instruksi dari lingkungan eksternal. Semua instruksi tersebut menggunakan bahasa. Oleh karena itu, Roosie menjelaskan tentang pentingnya literasi sejak dini melalui membaca nyaring, manfaat membaca nyaring, dan model-model untuk membacakan buku dengan cara yang menarik bagi anak. Sementara itu, Ketua DWP Perpusnas Teti Herawaty menegaskan bahwa DWP Perpusnas berkomitmen untuk terus mendorong literasi keluarga sejak dini. Melalui program DWP Perpusnas ini, diharapkan dapat membantu para orang tua dalam memahami pentingnya literasi dan memberikan rangsangan yang tepat bagi anak-anak mereka. Tidak hanya itu, Perpusnas juga mengajak seluruh orang tua untuk menjadikan membaca nyaring sebagai kebiasaan dalam keluarga. Membaca nyaring tidak hanya bermanfaat bagi anak, tetapi juga dapat menjadi momen bonding yang menyenangkan antara orang tua dan anak.
404
PANDANGAN: Mencegah Banjir Program di Tengah Retorika Pendidikan
Siswa SMP Tidak Mampu Membaca: Cermin Buruknya Pendidikan di Indonesia
BP3OKP mengawasi pelaksanaan pendidikan gratis di Kota Sorong