Dalam upaya mendukung pemerintah dalam mengatasi masalah stunting, Universitas Sahid Surakarta telah meluncurkan TV kesehatan desa melalui platform digital. Dengan memanfaatkan saluran siaran di Youtube, format siaran yang dihasilkan berupa podcast. Bersama dengan Posyandu Kelurahan Kalijirak Kecamatan Tasikmadu Karanganyar, podcast ini akan dikelola secara mandiri oleh para kader. Langkah-langkah yang telah diambil mencakup pembuatan studio atau ruang siar serta pelatihan bagi para kader Posyandu. Pelatihan yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para kader dalam mencegah dan mengurangi angka stunting pada anak, melalui penguasaan keterampilan berbicara di depan umum, pengoperasian kamera, penulisan naskah siaran, pengeditan, serta pengunggahan video di media sosial, dan peran sebagai produser. TV Kesehatan Desa yang diberi nama Podcast Kalijirak ini merupakan salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat dalam Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk tahun anggaran 2024. Tim pelaksana kegiatan melibatkan tiga disiplin ilmu, yaitu Komunikasi, Keperawatan, dan Desain Komunikasi Visual. Ketua pelaksana kegiatan, Dr. Erwin Kartinawati, mengungkapkan bahwa penanganan stunting selama ini masih terfokus pada satu aspek, yaitu kesehatan, sehingga penyelesaian masalah ini memerlukan waktu yang lebih lama. Latar belakang dilaksanakannya siaran podcast Kalijirak berawal dari analisis situasi yang menunjukkan masih tingginya angka kejadian stunting atau terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak di daerah tersebut. Idealnya, kasus stunting seharusnya mencapai angka nol. Masalah stunting tidak semata-mata disebabkan oleh tingkat ekonomi masyarakat, melainkan juga oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan, yang sering kali dipicu oleh pernikahan di usia muda. “Selama ini, penanganan stunting di Kalijirak masih mengandalkan komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok, di mana para kader mendatangi warga untuk melakukan komunikasi secara langsung. Jenis komunikasi ini memiliki keunggulan karena dapat menciptakan kedekatan, empati, simpati, serta aspek-aspek afektif dan psikis lainnya,” jelas Dr. Erwin. “Namun, dari sudut pandang komunikasi, model ini memerlukan waktu yang cukup lama karena penyebaran pesan kesehatan terbatas pada kelompok tertentu. Dengan luasnya cakupan wilayah dan jumlah kader yang terbatas, hal ini menjadi tantangan tersendiri,” tambah wakil rektor Usahid tersebut. Podcast Kalijirak diharapkan dapat menjadi solusi dalam menyebarluaskan informasi agar penanganan stunting dapat dicapai dengan lebih cepat. Ahmad Khoirul Anwar, anggota pelaksana kegiatan, menambahkan bahwa bidang desain komunikasi visual berperan penting dalam penyediaan alat dan proses produksi yang memenuhi aspek estetika. Di sisi lain, tim dari bidang Ilmu Keperawatan melibatkan Anik Suwarni, seorang ahli dalam keperawatan anak. Kegiatan ini melibatkan mahasiswa sebagai bentuk dukungan terhadap program merdeka belajar kampus merdeka (MBKM), di mana mahasiswa berpartisipasi dalam kegiatan di luar kampus dan berkontribusi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi masyarakat. Setelah pelatihan, para kader menunjukkan antusiasme yang tinggi, mengingat pelatihan di bidang produksi konten media merupakan pengalaman baru bagi mereka. Pelatihan ini memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. "Ini sangat luar biasa karena ini adalah pertama kalinya kami mengikuti pelatihan seperti ini, dan sepertinya Kalijirak adalah satu-satunya yang memiliki studio podcast. Kami mengucapkan terima kasih kepada Universitas Sahid Surakarta yang telah membantu kami dalam menangani masalah kesehatan, terutama stunting," ungkap Suminem, Ketua Kader Posyadu. Ike Charismawati, bidan Desa Kalijirak, juga menyampaikan hal serupa. "Kami mengucapkan terima kasih, pelatihan tentang podcast telah meningkatkan pengetahuan warga, terutama bagi para kader ibu-ibu, dan ini tentu akan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kalijirak," kata Ike.
404
Tujuh perawatan gigi ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan secara gratis
BPJS Kesehatan Menjamin Biaya Operasi Sesar Melalui JKN