Pemerintah telah memutuskan untuk melanjutkan program bantuan pangan (banpang) beras pada tahun 2024. Keputusan ini diambil setelah Presiden Joko Widodo menyetujuinya dalam rapat internal terbatas di Istana Negara, pada Senin (3/6/2024). Hal ini sesuai dengan pernyataan Presiden saat mengawasi penyaluran banpang beras di Lubuklinggau, Sumatera Selatan pada 30 Mei lalu. Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan kepastian kelanjutan program banpang beras ini. Menurutnya, Presiden Joko Widodo telah menyetujui program ini akan dilanjutkan setelah bulan Juni, yaitu pada bulan Agustus, Oktober, dan Desember tahun ini. Program ini akan memberikan bantuan beras sebanyak 10 kilogram per keluarga setiap 2 bulan kepada 22 juta keluarga di seluruh Indonesia. Dengan ini telah terbukti bahwa pemerintah memberikan perhatian dan dukungan yang berkelanjutan terhadap perekonomian 22 juta keluarga. Jumlah keluarga tersebut, jika dihitung secara individu, dapat mencapai sekitar 89 juta orang atau hampir sepertiga dari jumlah penduduk Indonesia yang menerima bantuan beras berkualitas baik dari pemerintah melalui Bulog," tambahnya. "Keberlanjutan program bantuan pangan ini menjadi sangat penting, terutama karena harga pangan secara global mulai mengalami kenaikan. Oleh karena itu, kita harus mulai bersiap-siap. Indonesia adalah satu-satunya negara yang memberikan bantuan pangan gratis dalam bentuk beras. Dengan program ini, kita yakin dapat menjaga ketersediaan beras dan mengendalikan inflasi secara nasional," pungkasnya. Lebih lanjut, kenaikan harga pangan dunia terlihat dari indeks harga pangan yang dirilis oleh Food and Agriculture Organization (FAO) atau The FAO Food Price Index (FFPI) pada awal Mei tahun ini. Pada bulan April, FFPI mencapai 119,1 poin, naik dari bulan sebelumnya yang berada di 118,8 poin. Sementara itu, pada Januari 2024, FFPI mencapai 117,7 poin dan pada Februari 2024 mencapai 117,4 poin. Di dalam negeri, program bantuan pangan beras terbukti memberikan dampak positif dalam pengendalian inflasi secara nasional, terutama pada harga beras. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi beras pada bulan Februari 2024 mencapai 5,32 persen. Namun, tingkat inflasi beras tersebut mengalami penurunan pada bulan Maret 2024 menjadi 2,06 persen, dan pada bulan April 2024 tercatat minus 2,72 persen. Pada bulan Mei 2024, terjadi penurunan inflasi beras sebesar minus 3,59 persen dengan kontribusi terhadap inflasi sebesar minus 0,15 persen. Penurunan ini disebabkan oleh ketersediaan stok beras yang cukup karena produksi beras dalam negeri selama 3 bulan terakhir cukup tinggi. Pada bulan Maret 2024, produksi beras potensial mencapai 3,38 juta ton. Pada bulan April 2024, produksi potensial meningkat menjadi 5,31 juta ton, dan pada bulan Mei 2024, produksi potensial mencapai 3,58 juta ton.
404
Tujuh perawatan gigi ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan secara gratis
BPJS Kesehatan Menjamin Biaya Operasi Sesar Melalui JKN