Dok/ChildFund International

Uni Eropa Dan ChildFund Mengundang Masyarakat Lampung Untuk Merayakan Keragaman Melalui Festival Budaya

Rabu, 11 Des 2024

Warga Lampung Selatan berkumpul dalam sebuah Pesta Budaya untuk merayakan keragaman budaya dan menjaga kerukunan. Acara yang berlangsung di Lapangan Desa Bumijaya ini terlaksana berkat dukungan dari Proyek Penguatan Kohesi Sosial (SSCP). Inisiatif ini berasal dari Uni Eropa sebagai donor, dengan ChildFund International di Indonesia sebagai pengarah, dan Yayasan Pembinaan Sosial Katholik (YPSK) sebagai mitra pelaksana di Indonesia.

“Tujuan utama dari program ini adalah untuk memastikan masyarakat di Lampung dapat hidup dalam kedamaian melalui praktik-praktik berbasis budaya yang bertujuan mencegah terjadinya konflik,” ungkap Husnul Maad, Country Director ChildFund International di Indonesia.

Ia juga menambahkan bahwa keragaman budaya, suku, dan agama dapat memicu konflik di masyarakat, namun hal tersebut dapat dihindari melalui dialog dan pembangunan konsensus di antara warga.

Meskipun praktik berbasis budaya ‘Piil Pesenggiri’ di Lampung telah berhasil mendorong terciptanya perdamaian antarkomunitas melalui dialog dan konsensus, penting untuk lebih mengintegrasikan praktik tersebut di kalangan generasi muda.

“Sebagian besar penampil dalam acara ini adalah generasi muda. Ini menunjukkan bahwa mereka masih peduli dan bersedia untuk menjunjung tinggi nilai-nilai serta prinsip-prinsip yang terkandung dalam acara adat dan budaya,” tambah Maad. Selain pertunjukan budaya, acara ini juga akan menyajikan permainan dan kompetisi bertema budaya untuk mempromosikan pembentukan tim, dinamika kelompok, dan sportivitas.

Pandu Kesuma Dewangsa, Plt Bupati Kabupaten Lampung Selatan, memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan SSCP di daerah tersebut. “SSCP adalah inisiatif baru yang mengangkat isu-isu penting di masyarakat. Kami berharap proyek ini dapat dilaksanakan di lebih banyak wilayah di Kabupaten Lampung Selatan, sehingga dapat membantu meningkatkan kapasitas pemuda dan pembangunan perdamaian.”

Perdamaian tidak hanya berarti tidak adanya konflik, melainkan juga terciptanya keharmonisan. Sebagai generasi muda, kita memiliki peran penting dalam memperkuat toleransi melalui pemahaman dan tindakan kolektif. Program Strengthening Social Cohesion ini mengajarkan kami bahwa perdamaian dimulai dengan saling menghargai satu sama lain, ungkap Umam, salah satu perwakilan pemuda.

SSCP diluncurkan pada 1 Februari 2023 dan akan berlangsung hingga 31 Juli 2025. Selain di Lampung, proyek ini juga dilaksanakan di Liquiçá, Timor-Leste. Hingga Juli 2024, inisiatif ini telah menjangkau 1001 peserta di Lampung secara langsung melalui berbagai kegiatan. Aktivitas yang dilakukan meliputi dialog antaragama, budaya, dan generasi, pelatihan serta peningkatan kapasitas dalam bercerita, pendidikan pembangunan perdamaian, komunikasi dan jurnalisme sipil, kesetaraan gender, keberagaman dan inklusi sosial, serta partisipasi pemuda yang bermakna.

Peserta terdiri dari 389 siswa dan pemuda, 197 guru, 134 perangkat desa, 25 perangkat Kabupaten Lampung Selatan, 17 staf Pemerintah Provinsi Lampung, 91 tokoh adat, dan 71 tokoh agama. Selain melibatkan tokoh agama dan adat secara individu, SSCP juga bekerja sama dengan 10 jaringan keagamaan dalam dialog perdamaian dan kerukunan. SSCP juga memberdayakan 6 organisasi masyarakat sipil (ormas) lokal yang fokus pada pemuda untuk menjadikan mereka garda terdepan dalam membangun perdamaian, meningkatkan keharmonisan, dan memperkuat kohesi sosial di masyarakat.

Kolaborasi menjadi dasar pelaksanaan SSCP. Oleh karena itu, SSCP menjalin kemitraan dengan 13 desa, 5 kecamatan, 1 kabupaten, serta 16 sekolah di Provinsi Lampung. Kerja sama ini mendorong pelaksanaan program yang partisipatif dan mempromosikan dialog antarbudaya, agama, dan generasi.

"Dengan membangun rasa kepemilikan dan keberlanjutan, kami berharap dapat memberikan dampak yang berkelanjutan meskipun program ini berakhir pada bulan Juli 2025. Salah satu hasil konkret dari kolaborasi ini adalah rencana replikasi model pendidikan perdamaian ke 164 sekolah menengah pertama di Kabupaten Lampung,"


Tag:



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.