PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) sebagai salah satu pemain utama dalam industri telekomunikasi di Indonesia berkomitmen untuk melakukan manajemen risiko iklim di tengah tantangan krisis lingkungan. Inisiatif ini dilaksanakan melalui berbagai program, termasuk pemanfaatan infrastruktur digital dan upaya pelestarian lingkungan. Tindakan nyata Telkom dalam menghadapi perubahan iklim merupakan salah satu tantangan global yang signifikan saat ini. Sepanjang tahun 2024, Telkom berencana untuk menerapkan praktik Environmental, Social, and Governance (ESG) di seluruh aspek dan lini bisnisnya. Tujuannya adalah untuk menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi Indonesia. "Kami juga ingin menunjukkan komitmen Telkom Group dalam mendukung ESG, terutama dalam mendukung pemerintah untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060. Kebetulan, kami beroperasi tidak hanya di Indonesia, tetapi juga memiliki pusat data di Singapura, yang menargetkan net zero lebih cepat, yaitu pada tahun 2030, sehingga kami juga mengikuti langkah tersebut," ungkap Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah, dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Berbagai langkah telah diambil oleh Telkom untuk mendukung ESG, seperti dari sisi tata kelola, di mana Telkom menerapkan prinsip zero fraud, zero bribery, dan zero corruption dalam operasionalnya. Di bidang sosial, Telkom terus berupaya untuk meratakan akses telekomunikasi di Indonesia melalui berbagai program yang telah berjalan lama. Baru-baru ini, Telkom juga meluncurkan program Eduvice, yang berhasil mengumpulkan 286 perangkat elektronik yang tidak terpakai. Perangkat tersebut akan dikelola dan didistribusikan kepada siswa-siswi yang membutuhkan, khususnya di wilayah DKI Jakarta dan Bandung. Selain itu, dalam upaya pelestarian lingkungan, Telkom menggunakan metode Web Spider dan Fishdom dalam program Restorasi Terumbu Karang, di mana Telkom telah menanam kembali 896 substrat terumbu karang di Pulau Tunda Banten, Taman Nasional Karimunjawa, Desa Morella Ambon, dan Pantai Lanjukang Makassar. Integrasi teknologi juga diterapkan dalam program Reboisasi Hutan di Indonesia. Program ini mencakup penanaman 102.400 bibit pohon yang tersebar di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi digital melalui pengawasan lahan menggunakan sistem informasi geografis (GIS). Dalam kesempatan lain, Hery Susanto, Senior General Manager Tanggung Jawab Sosial Telkom, menyatakan bahwa sebagai perusahaan telekomunikasi digital terkemuka di Indonesia, Telkom menyadari pentingnya pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan sejalan dengan pelestarian lingkungan. "Inisiatif ini mencerminkan komitmen Telkom terhadap prinsip ESG dan kontribusi aktif dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 13 mengenai Aksi Iklim, SDG 14 tentang Ekosistem Lautan, dan SDG 17 mengenai Kemitraan untuk Tujuan. Telkom akan terus berinovasi, tidak hanya dalam teknologi, tetapi juga dalam kontribusi sosial dan lingkungan untuk menciptakan Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujarnya. Ia menegaskan bahwa ke depan, Telkom akan terus mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan dalam strategi bisnisnya, sebagai bagian dari upaya memberikan nilai tambah bagi masyarakat, lingkungan, dan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
404
Serangkaian Tindakan Konkret Telkom untuk Mengurangi Risiko Iklim
Mensesneg: Danantara akan Mengelola TMII dan GBK Termasuk Hotel Sultan
Pemerintah Menjamin Proyek Investasi Baterai EV Akan Terus Berlanjut