Kunjungan Kerja Ke Swedia Oleh Komisi IV DPR RI Dan NFA Bertujuan Untuk Mendukung Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Guna Memenuhi Kebutuhan Stok Dalam Negeri

Kamis, 23 Mei 2024

Penguatan persediaan pangan nasional yang berbasis produksi dalam negeri, terutama di sektor peternakan, harus didorong bersama melalui berbagai upaya. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (NFA) Arief Prasetyo Adi saat melakukan kunjungan bersama Komisi IV DPR RI ke area peternakan dan perkebunan Bona-Munsö di Stockholm, Swedia pada Senin (20/5/2024) waktu setempat.

Menurut Arief, sistem peternakan yang ada di area tersebut menarik untuk dipelajari dan diadopsi di Indonesia. "Ini merupakan hal yang menarik untuk dipelajari sebagai acuan, sehingga bisa diaplikasikan di Indonesia. Diperlukan solusi berbasis riset agar sesuai dengan kondisi lapangan. Selain itu, hasil riset yang sudah ada harus didukung oleh pemerintah untuk diimplementasikan. Semua ini dilakukan dengan semangat untuk memperkuat ketahanan pangan nasional," ujarnya.

Area peternakan dan perkebunan ini terletak di Bona Munso, di utara Swedia, dan telah dikelola selama berabad-abad sejak zaman Viking, nenek moyang bangsa Swedia. Lahan seluas 800 hektar ini saat ini digunakan untuk pembiakan 400 ekor sapi potong yang dipelihara secara 'free ranch' atau peternakan bebas, di mana ternak tidak dikandangkan, tetapi dilepasliarkan di padang rumput.

Adam Reuterskiöld, perwakilan Swedish Parliament, mengungkapkan bahwa meskipun menghadapi banyak tantangan seperti efisiensi, iklim, dan tenaga kerja, sistem ini dapat menghasilkan daging sapi yang lebih berkualitas serta lebih berkelanjutan dibandingkan dengan ternak konvensional. Di lahan yang sama, juga terdapat produksi susu sapi, rumput untuk pakan sapi, dan jelai yang merupakan salah satu makanan pokok warga Swedia.

Kepala NFA menyampaikan dukungannya agar Indonesia juga memulai menerapkan sistem peternakan serupa. "Seperti yang dijelaskan, bahwa 70 persen petani Swedia sebenarnya masih menggunakan pupuk kimia, tapi saat ini sudah mulai beralih menjadi organik. Ini merupakan masa depan pertanian. Jadi saya mendukung Indonesia, melalui Kementerian Pertanian juga memulai gerakan ini," kata Arief.

"Kuncinya adalah kolaborasi antarsektor terutama pemerintah, akademisi, dan sektor swasta, terutama asosiasi petani dan peternak, dalam rangka mewujudkan cita-cita ini. Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, ekosistem pangan nasional harus terintegrasi dari hulu sampai hilir, sehingga keterlibatan seluruh pihak untuk berkolaborasi terus kita gencarkan. Mari dukung pengembangan peternakan dalam negeri kita," pungkasnya.

Berdasarkan proyeksi neraca pangan nasional tahun 2024 yang disusun oleh NFA, kebutuhan konsumsi nasional untuk daging sapi dan kerbau mencapai 819 ribu ton. Sementara itu, perkiraan produksi dalam negeri masih berada di angka 459 ribu ton, sehingga masih diperlukan tambahan pasokan dari negara mitra.



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.