Indonesia Emas Adalah Dengan Menjaga Kesehatan Masyarakat, Bukan Hanya Mengobati Mereka Ketika Sudah Sakit

Sabtu, 25 Mei 2024

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa untuk menjaga kesehatan seseorang, diperlukan upaya promotif dan preventif yang lebih kuat daripada upaya kuratif.

"Dalam menjaga kesehatan, jangan menunggu sampai sakit. Tetaplah menjaga kesehatan," tegas Menkes Budi saat Rapat Kerja Kesehatan Daerah Provinsi Gorontalo pada Jumat (24/5).

Menurutnya, penyebab kematian yang paling umum adalah penyakit kronis seperti stroke, penyakit jantung, kanker, dan penyakit ginjal. Namun, penyakit-penyakit kronis ini dapat dideteksi dan dicegah sejak dini. Oleh karena itu, Menkes Budi menekankan pentingnya langkah-langkah pencegahan.

"Strategi yang tepat bukanlah menunggu, tetapi menjaga kesehatan bukan mengobati penyakit. Ini adalah strategi yang berbeda," ujarnya.

Menkes Budi juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang merevitalisasi 10.000 puskesmas dengan melengkapi alat-alat untuk mengukur tekanan darah, gula darah, dan lemak darah. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat secara rutin mengukur dan mengendalikan tekanan darah mereka.

"Apabila bapak dan ibu secara rutin melakukan pengukuran tekanan darah dan gula darah, Insya Allah, tidak akan ada berita tentang kematian di bawah usia 70 tahun," ujar Menkes Budi.

Dalam kesempatan yang sama, Menkes Budi juga menyebutkan harapan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menjadikan Indonesia sebagai Indonesia Emas dan Negara Maju.

Menurutnya, keberhasilan suatu negara menjadi negara maju umumnya dapat dilihat dari puncak bonus demografi, yaitu masa di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada usia non-produktif. Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2030.

Untuk mencapai target tersebut, Menkes Budi menyatakan bahwa Indonesia perlu memenuhi kriteria negara maju, salah satunya adalah pendapatan per kapita masyarakat sebesar 13 ribu dolar Amerika Serikat (AS) per tahun atau sekitar Rp 15 juta per bulan. Untuk mencapainya, Indonesia perlu mencetak generasi yang sehat dan produktif.

Enam tahun ke depan, jika tahun tersebut gagal, maka Indonesia akan semakin kesulitan untuk menjadi negara maju, dan akibatnya Indonesia akan terus menjadi negara berpenghasilan menengah," ucapnya.

Menurutnya, persiapan untuk hal ini perlu dimulai dengan menjaga kesehatan anak sejak usia minus 9 bulan. Karena jika seorang anak terlahir dengan kondisi stunting, hal ini akan menurunkan produktivitas kehidupan anak tersebut.

Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo, Sofian Ibrahim, mengungkapkan bahwa wilayah dengan julukan 'Serambi Madinah' ini masih menghadapi berbagai tantangan, salah satunya adalah masalah stunting.

Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia, Sekda Sofian melaporkan bahwa kasus stunting di Provinsi Gorontalo mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

"Pada tahun ini, seharusnya angka stunting berada pada level 14%, namun saat dilakukan survei kesehatan Indonesia pada awal tahun ini, angka stunting di tahun 2023 naik sebesar 3,1% dari 23,8% menjadi 26,9%," ujarnya.

Dr. dr. Anang S. Otoluwa, MPPM, selaku Kadinkes Provinsi Gorontalo, menyatakan bahwa Rakerkesda Provinsi Gorontalo akan merencanakan tindakan di wilayah yang berfokus pada 6 pilar transformasi kesehatan yang telah dicanangkan oleh Kemenkes. Keenam pilar tersebut adalah Transformasi Layanan Primer, Transformasi Layanan Rujukan, Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan, Transformasi Pembiayaan Kesehatan, Transformasi SDM Kesehatan, dan Transformasi Teknologi Kesehatan.

"Kami akan secara khusus merencanakan tindakan di wilayah yang berfokus pada 6 pilar transformasi kesehatan dan percepatan penurunan stunting. Kami juga akan merumuskan strategi pelaksanaan transformasi kesehatan di tahun 2024, menginformasikan kebijakan dan rencana implementasi transformasi kesehatan tahun 2024, serta menjadi forum komunikasi terbuka untuk berdiskusi mengenai kendala, hambatan, dan tantangan dalam mencapai solusi terhadap permasalahan kesehatan di Provinsi Gorontalo."

Kegiatan ini bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian kinerja Provinsi Gorontalo dalam bidang kesehatan selama tahun 2023, serta merumuskan langkah strategis untuk mencapai kinerja 2024 melalui forum komunikasi terbuka antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.



Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.