Gagal ginjal adalah suatu kondisi kesehatan yang serius yang dapat mempengaruhi baik orang dewasa maupun anak-anak. Keadaan ini dapat muncul secara mendadak (akut) atau berkembang secara bertahap (kronis). Secara keseluruhan, frekuensi terjadinya gagal ginjal cenderung meningkat seiring berjalannya waktu. Angka kejadian gagal ginjal pada anak-anak bervariasi di setiap negara dan diperkirakan lebih tinggi daripada data yang tersedia. Dokter spesialis anak konsultan nefrologi di RS JIH Solo, dr. Agustina Wulandari, Sp. A, Subsp. Nefro, menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan gagal ginjal pada anak. Beberapa di antaranya adalah kurangnya asupan cairan, infeksi saluran kemih, serta adanya penyakit ginjal seperti radang ginjal atau glomerulonefritis, sindrom nefrotik, dan komplikasi dari penyakit autoimun. "Gagal ginjal juga dapat dipicu oleh hipertensi, diabetes, kelainan genetik, atau penyakit bawaan yang berkaitan dengan kelainan anatomi ginjal dan saluran kemih," ungkap dr. Tina dalam sebuah diskusi kesehatan yang diadakan oleh Kompas Health pada hari Jumat, 29 November 2024. Tina melanjutkan bahwa penyakit ginjal pada anak yang dapat berujung pada gagal ginjal di masa depan memiliki gejala dan tanda awal yang dapat dikenali oleh orang tua. Gejala tersebut antara lain meliputi pembengkakan pada kelopak mata yang dapat menyebar ke seluruh tubuh, urine yang berbuih, urine berwarna merah, penurunan jumlah urine, nyeri saat berkemih, nyeri di sisi kiri atau kanan perut, aliran urine yang terhambat, atau bahkan mengompol. "Gangguan ginjal yang sudah dalam tahap parah sering kali menunjukkan gejala dan tanda yang tidak spesifik, seperti anak yang tampak pucat, mengalami mual, muntah, penurunan nafsu makan, sakit kepala, kelemahan, serta gangguan pertumbuhan," tambah dokter yang berpraktik di RS JIH Solo tersebut. Untuk mencegah terjadinya gagal ginjal pada anak, penting untuk mengenali gejala dan tanda penyakit ginjal secara dini dan segera berkonsultasi dengan dokter spesialis ginjal anak. Selanjutnya, penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan asupan cairan yang cukup sesuai dengan kebutuhannya, serta memberikan dukungan nutrisi yang sehat dan seimbang. Dokter Tina merekomendasikan agar asupan garam, gula, dan lemak dibatasi, karena dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan diabetes di masa depan. Selain itu, hindari penggunaan obat-obatan tanpa resep dokter, jauhi kebiasaan merokok, pertahankan kebersihan, dan terapkan gaya hidup sehat bagi anak dengan meningkatkan aktivitas fisik serta mengurangi perilaku yang bersifat sedentari.
404
Tujuh perawatan gigi ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan secara gratis
BPJS Kesehatan Menjamin Biaya Operasi Sesar Melalui JKN