Amman - Pemerintah Indonesia terus memberikan dukungan kepada Palestina tanpa henti. Selain melakukan advokasi di forum internasional dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, dukungan teknis di bidang kesehatan juga sangat penting. Di tengah eskalasi konflik yang semakin meningkat, BPOM melakukan perjalanan ke Amman, Yordania untuk memberikan pelatihan pengawasan obat dan makanan kepada perwakilan Kementerian Kesehatan Palestina pada tanggal 21-22 Mei 2024. Pemilihan Amman, Yordania sebagai tempat pelatihan dipertimbangkan dengan memperhatikan situasi keamanan di Palestina. Sebanyak 15 peserta melakukan perjalanan darat dari kota Ramallah di Palestina melintasi perbatasan Allenby Bridge dan King Hussein Bridge Border. Peningkatan kapasitas bagi regulator Palestina ini sangat penting untuk memastikan pasokan obat dan makanan yang masuk ke Palestina tetap aman dan berkualitas. Plt. Kepala BPOM RI, L. Rizka Andalucia, kembali menegaskan janji Indonesia yang berkelanjutan dan teguh untuk mendukung perjuangan Palestina, terutama dalam masa-masa sulit seperti ini. "Saya ingin menekankan dukungan yang teguh dari FDA Indonesia dalam meningkatkan kapasitas Kementerian Kesehatan Palestina, terutama dalam memperkuat sistem pengawasan obat dan makanan pada masa kritis ini," jelasnya saat membuka pelatihan secara daring dari Jakarta pada tanggal 21 Mei 2024. Dalam upaya konkret untuk membantu Palestina menghadapi tantangan kesehatan dan keamanan pangan akibat konflik berkepanjangan, dukungan teknis ini diberikan. Dalam banyaknya bantuan kemanusiaan yang diberikan ke Palestina, pengawasan yang kuat sangat diperlukan untuk meminimalkan risiko obat palsu atau makanan yang tidak layak konsumsi. Rizka menekankan pentingnya otoritas pengawasan obat dan makanan yang kuat bagi setiap negara dalam menjaga kesehatan rakyatnya. BPOM siap bekerja sama dengan Pemerintah Palestina untuk membangun badan pengawas yang kuat dan independen. Duta Besar Indonesia untuk Yordania dan Palestina, Ade Padmo Sarwono, mengucapkan terima kasih atas upaya nyata BPOM dalam membantu Palestina. Dia berharap program ini dapat memperkuat dan mendukung FDA Palestina dengan berbagi pengalaman dan praktik terbaik dari BPOM. Ade menegaskan kesungguhan Indonesia dalam mendukung perjuangan Palestina hingga tercapainya hak-hak rakyat Palestina dan kemerdekaan Palestina. Indonesia juga tetap memberikan dukungan politik kepada Palestina di forum internasional. Dia menjelaskan bahwa Indonesia akan terus bersama Pemerintah Palestina dan negara-negara lain yang memiliki pandangan yang sama untuk mencapai tujuan akhir, yaitu memberikan Palestina keanggotaan penuh di PBB. BPOM telah memberikan bantuan teknis berupa pelatihan di bidang obat dan makanan kepada Palestina sebanyak 4 kali pada tahun 2018, 2019, 2020, dan 2022. Pada pelatihan pertama tahun 2018, Menteri Luar Negeri Palestina H.E. Dr Riad Malki secara khusus mengunjungi delegasi Palestina yang sedang mengikuti pelatihan di Indonesia. Kerja sama peningkatan kapasitas ini semakin strategis dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding (MoU) oleh Kepala BPOM RI dan Menteri Luar Negeri Palestina, Riad Malki pada tanggal 24 Oktober 2022. Penandatanganan MoU antara BPOM dan Kementerian Kesehatan Palestina menjadi satu-satunya MoU dalam pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, dan PM Palestina, Mohammad Shtayyeh di Istana Bogor. Program kerja sama ini terus berlanjut dengan intensitas tinggi dalam kerangka Kerja Sama Selatan-Selatan. Pemerintah Palestina sangat menghargai peningkatan kapasitas yang diberikan oleh Indonesia melalui BPOM, yang menunjukkan simbol persaudaraan dan dukungan penuh Indonesia terhadap perjuangan pemerintah dan rakyat Palestina. Direktur Registrasi Obat, Kementerian Kesehatan Palestina, Mustofa Alnadi mengucapkan terima kasih atas dukungan Indonesia dalam pengawasan obat dan makanan yang independen bagi Palestina. Di sela-sela pelatihan, dia juga menjelaskan bahwa kondisi sulit Palestina saat ini menjadi tantangan tersendiri dalam melakukan pengawasan obat dan makanan yang beredar di Palestina. Pelatihan ini menjadi pengalaman berharga bagi fasilitator dari BPOM dan peserta dari Palestina. Sebelum memulai pelatihan, Suha Sawalha, Kepala Bagian Keselamatan Pangan di Departemen Lingkungan, meminta semua yang hadir untuk berdoa bagi Gaza. "Mari kita berdoa untuk Gaza. Kondisi Gaza sangat memprihatinkan, tidak ada akses obat-obatan yang masuk ke Gaza." Peserta pelatihan dibagi menjadi dua kelas, yaitu pengawasan obat dan keamanan pangan. Narasumber yang mengisi kedua kelas berasal dari Deputi Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika, Prekursor, dan Zat Adiktif serta Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan yang hadir baik secara langsung maupun daring. Ada enam peserta yang mengikuti kelas pengawasan obat. Materi yang disampaikan meliputi pelaksanaan inspeksi good manufacturing practices (GMP) pada fasilitas steril, proses uji klinis obat, serta manajemen distribusi dan penyimpanan produk rantai dingin termasuk vaksin. Para peserta kelas keamanan pangan menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam berdiskusi mengenai praktik terbaik yang dilakukan oleh BPOM. Mereka dengan tekun membahas kasus-kasus untuk mencari solusi atas setiap permasalahan terkait pengawasan obat dan makanan. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pengawas obat dan makanan di Palestina, sekaligus mendorong pembentukan otoritas obat dan makanan Palestina yang independen.
404
Tujuh perawatan gigi ini ditanggung oleh BPJS Kesehatan secara gratis
BPJS Kesehatan Menjamin Biaya Operasi Sesar Melalui JKN