Pemulihan Pascabencana: Hutama Karya Operasikan Tol Sigli-Banda Aceh Untuk Akses Bantuan Kemanusiaan

Kamis, 11 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Dharma Sakti
Untuk mendukung kelancaran logistik bantuan, Hutama Karya mengoperasikan Jalan Tol Sigli-Banda Aceh Seksi 1 (Padang Tiji–Seulimeum) dari 6 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 secara fungsional. (Dok. hutamakarya)

Jakarta - Dalam rangkaian respons tanggap darurat menghadapi bencana hidrometeorologi di Sumatra, PT Hutama Karya (Persero) mengambil langkah strategis dengan memfungsikan infrastruktur yang sedang dibangun untuk kepentingan kemanusiaan. Perusahaan BUMN ini, melalui koordinasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), secara resmi mengoperasikan Jalan Tol Sigli–Banda Aceh Seksi 1, yaitu ruas Padang Tiji–Seulimeum. Pengoperasian fungsional ruas tol ini berlaku mulai Sabtu, 6 Desember 2025, dan direncanakan berlangsung hingga Minggu, 4 Januari 2026. Langkah ini bertujuan khusus untuk menjamin kelancaran distribusi logistik bantuan kemanusiaan serta pergerakan kendaraan-kendaraan penanggulangan darurat menuju wilayah-wilayah terdampak di Aceh.

Inisiatif pengoperasian tol ini merupakan bagian integral dari program “HK Peduli” yang dijalankan Hutama Karya. Program ini merupakan wujud nyata peran serta BUMN dalam aksi cepat tanggap bencana, sesuai dengan arahan untuk selalu hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan. Dengan memanfaatkan aset infrastruktur yang dimiliki, Hutama Karya tidak hanya memberikan bantuan barang, tetapi juga memulihkan konektivitas yang menjadi urat nadi penyaluran bantuan dan evakuasi. Keputusan ini diambil setelah melihat kebutuhan mendesak akan akses transportasi yang lancar dan aman bagi para relawan dan peralatan berat.

Selain di Aceh, fokus penanganan Hutama Karya juga tersebar di wilayah-wilayah lain yang terdampak parah, seperti Sumatra Utara dan Sumatra Barat. Di Sumatra Utara, bantuan terkonsentrasi di Kabupaten Langkat, Kota Medan, Deli Serdang, Kota Tebing Tinggi, Kuala Tanjung, Sibolga, dan Tapanuli Tengah. Sementara di Aceh, selain dukungan infrastruktur tol, perhatian juga diberikan ke Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Bireuen, serta sejumlah titik pengungsian yang ditentukan oleh pemerintah provinsi. Pendekatan yang komprehensif ini menekankan pada pemulihan akses transportasi dan pemenuhan kebutuhan dasar secara simultan.

Sebagai episentrum penanganan awal di Sumatra Utara, Hutama Karya mendirikan dan mengoperasikan posko evakuasi di Rest Area KM 41 B, Ruas Tol Binjai–Langsa, Kabupaten Langkat. Posko ini beroperasi sejak bencana melanda pada 26 November hingga 5 Desember 2025, menampung ratusan pengungsi dari desa-desa sekitarnya. Fasilitas posko dilengkapi dengan aula pertemuan, tujuh dapur umum, ruang kesehatan, ruang laktasi, serta kamar mandi terpisah untuk laki-laki dan perempuan, yang dirancang untuk memberikan rasa aman dan nyaman.

Operasional posko di Langkat dijalankan secara kolaboratif dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), unsur TNI/Polri, dan pemerintah daerah. Standar kebersihan dan kesehatan dijaga ketat, dengan jadwal pembersihan fasilitas umum tiga kali sehari. Tim medis gabungan ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan dasar, memantau kondisi pengungsi, menyediakan obat-obatan, serta merujuk ke fasilitas kesehatan terdekat jika diperlukan. Dari posko inilah, Hutama Karya bersama anak perusahaannya menyalurkan berbagai bantuan berupa bahan pokok, pakaian, selimut, perlengkapan bayi, dan paket kebersihan.

Di sisi logistik, penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap dan tertib berdasarkan data jumlah pengungsi aktif yang diperbarui setiap hari. Koordinasi yang erat dengan posko-posko resmi di sekitar Ruas Tol Binjai–Langsa menjadi kunci agar bantuan tepat sasaran dan merata. Selain bantuan sembako, Hutama Karya juga menyiapkan infrastruktur darurat seperti jembatan bailey dan mendistribusikan alat berat ke titik-titik yang membutuhkan, sesuai arahan BPBD setempat, untuk mempercepat pemulihan akses jalan yang terputus.

Dampak dari bantuan ini dirasakan langsung oleh warga terdampak. Ahmad Syarif (38), pengungsi dari Desa Harapan Makmur di Langkat, mengungkapkan harapannya agar perbaikan akses jalan dan jembatan segera tuntas agar anak-anak bisa kembali bersekolah dan roda ekonomi berputar kembali. Di Pidie Jaya, Aceh, Nur Aini (34) menyatakan bahwa bantuan logistik dari HK Peduli telah meringankan kekhawatiran keluarganya akan kebutuhan pangan sehari-hari di pengungsian. Testimoni warga ini mengonfirmasi bahwa bantuan yang diberikan telah menyentuh kebutuhan paling mendasar dan mendesak.

Secara keseluruhan, respons Hutama Karya melalui HK Peduli menunjukkan pendekatan tanggap bencana yang multidimensional. Perusahaan tidak hanya sekadar memberikan santunan, tetapi secara sistematis menangani masalah aksesibilitas, tempat tinggal sementara, kesehatan, logistik, dan infrastruktur pendukung. Kolaborasi yang solid dengan berbagai pemangku kepentingan menjadi faktor penentu keberhasilan operasi kemanusiaan ini. Langkah-langkah yang diambil diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan dan mengembalikan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat di ketiga provinsi tersebut.

(Dharma Sakti)

Baca Juga: Tanggap Darurat Semeru: Kementerian PU Percepat Normalisasi Alur Sungai Hulu-Hilir
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.