Jakarta - Penyakit Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) dan asam lambung memerlukan perhatian serius dalam pemilihan makanan sehari-hari. Kesalahan dalam konsumsi makanan tertentu dapat memicu kekambuhan gejala yang mengganggu aktivitas hingga menyebabkan komplikasi kesehatan. Pemahaman mengenai jenis-jenis makanan pantangan menjadi langkah preventif yang sangat penting bagi penderita kondisi ini.
Makanan pedas merupakan salah satu pantangan utama bagi penderita GERD. Cabai dan makanan yang mengandung banyak merica dapat mengiritasi dinding kerongkongan dan lambung. Zat capsaicin dalam cabai juga dapat memperlambat laju pengosongan lambung sehingga memperburuk gejala refluks.
Makanan tinggi lemak dan digoreng juga perlu dihindari karena dapat melemaskan otot lower esophageal sphincter (LES). Kondisi ini memungkinkan asam lambung lebih mudah naik ke kerongkongan. Proses pencernaan makanan berlemak juga membutuhkan waktu lebih lama sehingga meningkatkan produksi asam lambung.
Buah-buahan dengan kadar keasaman tinggi seperti jeruk, lemon, dan nanas dapat memperparah iritasi pada kerongkongan. Tomat dan olahannya seperti saus tomat juga termasuk dalam kategori ini. Meski menyehatkan, buah-buahan tersebut sebaiknya dihindari selama gejala GERD masih aktif.
Minuman berkafein seperti kopi, teh, dan coklat dapat merangsang peningkatan produksi asam lambung. Kafein juga memiliki efek relaksasi pada otot LES sehingga memudahkan asam lambung naik. Pengurangan konsumsi kafein terbukti signifikan dalam menurunkan frekuensi kekambuhan GERD.
Makanan yang mengandung mint atau mentol ternyata tidak disarankan untuk penderita GERD. Meski sering dianggap dapat menenangkan pencernaan, mint justru dapat melemaskan sfingter esofagus. Hal ini termasuk permen mint, teh mint, dan makanan beraroma mint lainnya.
Bawang putih dan bawang bombay, terutama dalam keadaan mentah, dapat memicu heartburn pada sebagian penderita GERD. Kedua bahan makanan ini mengandung senyawa yang dapat mengiritasi saluran cerna. Memasak bawang hingga benar-benar matang dapat mengurangi efek negatifnya.
Makanan olahan yang tinggi garam dan pengawet juga perlu dibatasi. Studi menunjukkan bahwa diet tinggi natrium dapat meningkatkan risiko refluks asam. Konsumsi makanan segar dan alami lebih direkomendasikan untuk penderita gangguan asam lambung.
Penerapan diet seimbang dan penghindaran makanan pemicu merupakan kunci utama mengelola GERD. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi dapat membantu menyusun pola makan yang tepat sesuai kondisi individu.