Waspada, Ini 11 Destinasi Wisata Dunia Dengan Kasus Pencopetan Tertinggi

Kamis, 04 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Busrain Buraidah
Berdasarkan data terbaru, beberapa destinasi populer dunia seperti Thailand, Italia, dan Prancis mencatat lonjakan signifikan kasus pencopetan yang menyasar turis, terutama di landmark ikonik. (AP/Luca Bruno)

Jakarta - Euforia kebangkitan pariwisata global pasca pandemi membawa sisi gelap yang perlu diwaspadai setiap pelancong. Data terkini mengungkapkan bahwa sejumlah negara tujuan wisata paling populer di dunia justru mengalami peningkatan tajam kasus kejahatan jalanan, khususnya pencopetan dan penipuan yang menyasar turis asing. Lonjakan jumlah pengunjung, seperti di Bangkok yang mencapai 32.4 juta kedatangan internasional, ternyata juga menarik minat pelaku kejahatan. Fenomena ini menjadi peringatan serius bagi siapa saja yang merencanakan perjalanan ke luar negeri.

Thailand menempati posisi puncak dalam daftar negara dengan kasus pencopetan tertinggi di dunia pada 2025. Bangkok, sebagai kota paling banyak dikunjungi turis global, sekaligus menjadi "ladang empuk" dengan 9.82 laporan per 1.000 ulasan. Grand Palace disebut sebagai lokasi dengan laporan kejahatan tertinggi secara global, diikuti Wat Pho dan Chatuchak Weekend Market. Tidak hanya di ibu kota, kawasan wisata seperti Phuket juga melaporkan banyak kasus, terutama modus penipuan jet ski dan tarif yang dilebih-lebihkan.

Eropa menjadi benua dengan konsentrasi negara rawan pencopetan tertinggi. Italia mempertahankan statusnya sebagai negara dengan kasus pencopetan tertinggi di Eropa. Pada 2024 saja, Roma mencatat lebih dari 2.000 kasus perampokan dan lonjakan pencopetan mencapai 68% dibandingkan angka 2019. Air Mancur Trevi, Colosseum, dan Pantheon adalah titik rawan utama di Roma, sementara galeri Uffizi di Florence dan area Duomo di Milan juga banyak menerima laporan serupa.

Prancis berada di posisi kedua di Eropa, dengan Paris sebagai episentrum masalah. Tingginya kasus hingga membuat Kedutaan Besar Amerika Serikat di Prancis mengeluarkan peringatan perjalanan khusus. Menara Eiffel, Arc de Triomphe, Louvre, dan sistem Metro Paris merupakan lokasi yang paling sering disebut dalam laporan wisatawan. Pencopet di Metro Paris sering memanfaatkan momen kerumunan dan pintu kereta yang cepat menutup untuk beraksi.

Spanyol, dengan Barcelona sebagai kota yang telah lama identik dengan pencopetan, juga menghadapi masalah yang meluas. Enam dari sepuluh kejahatan terjadi di tempat umum dan transportasi. Las Ramblas, pasar La Boqueria, dan area sekitar Sagrada Familia adalah titik rawan di Barcelona, sementara Madrid menghadapi situasi serupa di Plaza Mayor dan sekitar Museo del Prado.

Beberapa negara Eropa lainnya yang masuk dalam daftar adalah Jerman, Belanda, Republik Ceko, Portugal, dan Yunani. Di Jerman, Berlin mencatat sekitar 1.500 pelanggaran per hari pada 2024. Amsterdam dikenal sebagai hotspot dengan kawasan Red Light District yang mencatat 100 laporan per satu juta pengunjung. Praha, Republik Ceko, bahkan menempati peringkat ketiga global dengan 6.51 laporan per 1.000 ulasan.

Destinasi di luar Eropa juga tidak luput dari ancaman ini. Tiongkok, dengan Shanghai di peringkat keenam global, serta Turki, mencatat peningkatan kejahatan wisata seiring bangkitnya sektor pariwisata mereka. Di Istanbul, kawasan Sultanahmet yang menjadi rumah bagi Hagia Sophia dan Blue Mosque, kini menjadi titik paling rawan.

Meningkatnya kasus ini adalah paradoks dari kesuksesan pariwisata. Negara-negara seperti Prancis dan Spanyol yang menduduki puncak daftar negara paling banyak dikunjungi, harus berhadapan dengan tantangan keamanan yang kompleks. Para pakar mendorong wisatawan untuk selalu waspada, menjaga barang berharga dengan ekstra hati-hati di keramaian, dan mempelajari modus operandi yang umum di destinasi tujuan agar perjalanan impian tidak berubah menjadi pengalaman buruk.

(Busrain Buraidah)

Baca Juga: Gagal Ginjal Pada Anak, Jangan Abaikan Gejala Awal Ini
Tag

    Bagikan:

Berikan komentar
Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.