SIBOLGA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) secara intensif mempercepat penanganan dampak buruk dari bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kota Sibolga, Provinsi Sumatera Utara. Fokus utama penanganan tanggap darurat saat ini tertuju pada upaya membuka kembali akses jalan nasional yang terputus, melakukan pengendalian aliran sungai untuk mencegah banjir susulan, serta menyediakan prasarana air bersih dan sanitasi yang layak bagi masyarakat terdampak.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa pemulihan konektivitas transportasi merupakan prioritas utama dalam fase pascabencana di wilayah Sumatera, khususnya di Sibolga. Ia menyatakan bahwa jalan dan jembatan berfungsi sebagai urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik, sehingga Kementerian PU berkomitmen untuk mengembalikan fungsi akses tersebut secepat mungkin. Pernyataan ini menjadi pedoman operasi di lapangan.
Pada ruas jalan nasional strategis yang menghubungkan Tarutung dan Sibolga, penanganan lokasi longsor dilakukan secara besar-besaran. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II Medan, didukung sejumlah BUMN Karya dan TNI, mengerahkan kekuatan alat berat yang signifikan. Total 14 unit excavator, 1 unit dozer, 2 unit backhoe loader, dan 3 unit wheel loader dikerahkan untuk membersihkan material longsoran dan memperbaiki badan jalan.
Baca Juga: Pemulihan Pascabencana: Hutama Karya Operasikan Tol Sigli-Banda Aceh Untuk Akses Bantuan Kemanusiaan
Hingga perkembangan terkini, upaya tersebut telah menunjukkan hasil yang nyata. Dari total panjang ruas Tarutung-Sibolga sejauh 59 kilometer, tim berhasil menyelesaikan penanganan di 131 titik longsor. Kemajuan krusial ditandai dengan dibukanya kembali akses sepanjang 42 kilometer pada segmen Tarutung hingga Batas Tapanuli Utara/Tapanuli Tengah, yang kini sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda empat. Pekerjaan terus dilanjutkan pada sisa 17 kilometer yang masih terdapat tujuh titik longsor atau jalan amblas.
Tidak hanya berfokus pada jalan, Kementerian PU melalui BBWS Sumatera II Medan juga menjalankan penanganan darurat di Sungai Aek Doras di Kota Sibolga. Intervensi ini bertujuan untuk mengurangi risiko banjir susulan yang dapat memperparah situasi. Pekerjaan normalisasi sungai dilaksanakan dengan dukungan alat berat seperti excavator long arm dan dump truck, serta melibatkan kolaborasi dengan BUMN Karya seperti Nindya Karya dan WIKA, bersama Dinas PU Kota Sibolga.
Dari sisi dukungan logistik dan fasilitas dasar darurat, Kementerian PU menunjukkan kesiapan melalui Balai Penataan Bangunan, Prasarana dan Kawasan (BPBPK) Sumatera Utara. Dukungan tersebut diwujudkan dengan mengirimkan bantuan konkret ke lokasi bencana, termasuk 13 unit hidran umum, 1 unit mobil tangki air, 1 unit biofilter untuk pengolahan air, serta 2 unit toilet portabel. Bantuan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat terdampak dan para petugas di lapangan.
Kementerian PU menyatakan komitmen berkelanjutan untuk hadir di tengah masyarakat yang terdampak bencana. Komitmen itu diterjemahkan dalam upaya memastikan pemulihan konektivitas jalan nasional, pengendalian sungai yang optimal, dan pemenuhan infrastruktur dasar. Seluruh langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan aktivitas sosial dan perekonomian daerah yang sempat terhambat.
Untuk memaksimalkan efisiensi dan mempercepat mobilisasi, seluruh sumber daya termasuk alat berat didistribusikan dan dibagi ke dalam beberapa sektor penanganan yang berbeda. Strategi ini memungkinkan penanganan dilakukan secara paralel dan terkoordinir, mencerminkan respons yang terstruktur dan cepat dari pemerintah pusat dan daerah dalam menghadapi keadaan darurat.