Siap Hadapi Arus Nataru, Kementerian PU Pastikan Kondisi Jalan Dan Jembatan Di Sumut

Jumat, 19 Desember 2025

    Bagikan:
Penulis: Dharma Sakti
Kementerian PU pastikan tidak ada kota terisolir di Sumut untuk Nataru, dengan kesiapan penuh petugas, alat berat, dan perbaikan intensif di koridor vital seperti Tarutung-Sibolga. (Dok. Kementrian PU)

Medan, Sumatera Utara - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) memastikan kesiapan penuh infrastruktur konektivitas di Provinsi Sumatera Utara guna mendukung kelancaran arus mudik dan perjalanan selama periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Fokus utama berada pada pemulihan menyeluruh pasca bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi sebelumnya, demi menjamin mobilitas masyarakat berjalan dengan aman dan lancar, termasuk di wilayah-wilayah yang terdampak langsung.

Menteri PU Dody Hanggodo secara tegas menyatakan bahwa pemulihan konektivitas pascabencana menjadi prioritas utama kementeriannya di wilayah Sumatera. Ia menekankan bahwa jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat serta distribusi logistik yang harus segera difungsikan. Pernyataan ini menjadi landasan bagi seluruh upaya teknis yang dilakukan oleh jajaran Kementerian PU di lapangan.

Sebagai bentuk kesiapsiagaan operasional, Kementerian PU telah menurunkan 85 petugas yang berjaga di posko-posko Nataru. Selain itu, sebanyak 96 unit alat berat yang terdiri dari excavator, loader, bulldozer, hingga dump truck telah disiagakan. Dukungan logistik juga diperkuat dengan 1.957 unit bahan penanganan darurat seperti agregat dan geobag untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan kondisi darurat di lapangan.

Baca Juga: Penanganan Darurat Longsor, 42 Km Ruas Tarutung-Batas Taput/Tapteng Kembali Dilalui

Pada sektor jalan tol, seluruh ruas di Sumatera Utara telah dipastikan beroperasi normal. Ruas Tol Medan–Kualanamu–Tebing Tinggi yang sebelumnya menerapkan rekayasa lalu lintas contraflow sejak 4 Desember 2025, ditargetkan dapat kembali beroperasi normal sepenuhnya pada tanggal 16 Desember 2025. Ruas-ruas tol utama lainnya seperti Medan–Binjai dan Tebing Tinggi–Kisaran juga dipastikan beroperasi optimal.

Penanganan infrastruktur pascabencana terus dilakukan secara intensif. Data kerusakan yang tercatat mencakup 194 titik longsoran tebing, 27 titik jalan putus, dan 57 titik jalan amblas. Hingga 15 Desember 2025, progres pemulihan menunjukkan hasil yang signifikan dengan 190 titik longsoran telah ditangani, 12 titik jalan putus diperbaiki, dan 55 titik jalan amblas telah dipulihkan.

Tindak lanjut penanganan dilakukan secara bertahap, meliputi pembersihan material longsor, pemasangan Jembatan Bailey darurat, perbaikan jalan dengan agregat dan aspal, hingga pembangunan Dinding Penahan Tanah (DPT). Proses pemulihan ini telah dimulai sejak 28 November 2025, atau satu hari setelah kejadian bencana, dan ditargetkan untuk diselesaikan secepat mungkin.

Tiga koridor utama yang masih mendapatkan penanganan intensif adalah Tarutung–Sibolga, Sibolga–Batangtoru, dan Batangtoru–Singkuang, yang mengalami kerusakan berupa amblasnya badan jalan di beberapa titik. Sementara itu, Koridor Tarutung–Sipirok sepanjang 68 kilometer dilaporkan telah kembali terhubung, meski masih memerlukan penyempurnaan di empat lokasi untuk keselamatan pengguna jalan.

Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Sumatera Utara, Hardy Pangihutan Siahaan, menegaskan bahwa kesiapan infrastruktur selama Nataru tetap terjaga. Ia menyatakan bahwa tidak ada kota atau kabupaten di Sumatera Utara yang terisolir, karena seluruh wilayah masih dapat diakses melalui berbagai jalur alternatif yang telah disiapkan dan dipulihkan.

(Dharma Sakti)

    Bagikan:
komentar